Monday, November 20, 2006

Kecenderungan part.3

Part 3. Memprediksi Kecenderungan Pribadi, Menerka Nasib

Pertanyaan paling penting dari tulisan ini adalah: bagaimanakah nasib seseorang? Dan apabila ternyata buruk, bagaimana cara membelokkannya? Pertanyaan tersebut tentu saja tidak berbicara tentang nasib seperti kematian, kesialan atau keberuntungan. Kita berbicara dalam ranah yang masih bisa kendalikan. Sesuatu yang masih bisa kita lakukan selain faktor eksternal yang sulit untuk diprediksi.

Misalnya, siapa yang bisa memprediksi suatu saat kita menderita penyakit yang aneh dan tidak ada pengobatannya? Namun, kita dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki kualitas hidup kita. Memperbaiki tingkat pendidikan kita. Memperbaiki tingkat ekonomi dan sosial kita.

Memprediksi Kecenderungan Pribadi: Memeriksa Perspektif

Bagaimanakah perspektif anda? Apakah anda seseorang yang open mind? Ini sangat penting. Open mind disini maksudnya bukan hanya terbuka terhadap ide baru dari buku saja misalnya. Namun juga terbuka terhadap pengalaman baru, misalnya mempelajari pengalaman orang lain agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama. Menerima kritikan (ini merupakan hal yang sangat sulit untuk seseorang yang keras kepala).

Seseorang yang terlibat dalam kesulitan karena selalu mengulangi kesalahan yang sama. Tidak mau menerima nasihat orang lain atau kritik orang lain. Tidak mau mempelajari kesalahan yang dialami. Memiliki kecenderungan untuk terus berada di jalur yang sama. Ini sangat mudah ditebak bukan?

Hal pertama yang sulit untuk dilakukan adalah untuk mengetahui apakah anda melakukan kesalahan. “Apakah yang saya lakukan ini salah?” Itu adalah pertanyaan yang paling sulit dijawab. Anda harus bisa memeriksanya dengan kepala dingin, secara objektif tanpa melibatkan ego pribadi atau emosi.

Memprediksi Kecenderungan Pribadi: Memeriksa Sifat Diri

Bagaimanakah sifat anda? Apakah anda seorang pekerja keras? Apakah anda seorang yang well-organized? Apakah anda seorang yang memliki rasa kemanusiaan yang tinggi? Seharusnya anda dapat menilai diri anda sendiri. Kesalahan pertama seseorang adalah bahwa dia tidak mengenal dirinya sendiri. Jujurlah kepada diri anda sendiri. Ini bukan ujian PPKN dimana anda harus menjawab yang baik-baik melulu untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Ini hidup anda. Ini merupakan titik tolak masa depan anda.

Jujur dalam arti anda harus dengan legowo menyatakan bahwa anda memang memiliki sifat yang sebenarnya tidak anda inginkan. Misalnya anda seseorang yang tidak jujur (mungkin untuk menghindari tanggung jawab), anda harus berani mengakuinya. Anda mungkin seseorang yang introvert (walau dalam hati yang dalam anda ingin sekali dikatakan ekstrovert), anda harus mengakuinya. Jangan berpura-pura. Tidak ada siapapun disini. Ini ruang personal anda.

Memprediksi Kecenderungan Pribadi: Memeriksa Lingkungan Anda

Bagaimanakah lingkungan anda? Apakah yang saya maksud disini adalah lingkungan fisik? Ya, anda benar. Lingkungan fisik apakah yang anda alami setiap hari?

Pertama, lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan disini dalam arti, siapakah teman-teman akrab anda? Siapa saja kah yang selalu bersama-sama anda?

Kedua. Maaf tidak ada yang kedua. Lingkungan pergaulan adalah hal yang utama disini. Saya tidak mengikutsertakan lingkungan keluarga disini, karena kita tidak bisa pindah dari lingkungan keluarga kita sendiri. Itu akan anda bawa terus seumur hidup anda walaupun anda secara fisik meninggalkannya. Saya hanya membicarakan lingkungan dimana kita dapat meninggalkannya dan pindah ke lingkungan lain.

Lingkungan pergaulan akan menentukan bagaimana anda bersikap dan nilai-nilai yang anda pegang. Bahkan kebiasaan yang akan anda bentuk. Lingkungan pergaulan dibagi tiga dalam hal ini:

1. klik yang anda ikuti
2. lingkungan sekolah/kuliah/pekerjaan
3. lingkungan tempat tinggal (kos/rumah)

Bagaimanakah klik yang anda ikuti? Misalnya saja teman-teman se-gang anda, bagaimanakah orang-orangnya? Nilai-nilai apa saja yang gang anda pegang? Kebiasaan apa saja yang dilakukan gang anda?

Bagaimana dengan lingkungan sekolah anda? Bila anda sekarang kuliah, bagaimanakah lingkungan kuliah anda? Bila anda sudah bekerja, bagaimanakah lingkungan kerja anda? Bagaimanakah orang-orangnya? Kebiasaan apa saja yang mereka lakukan?
Bagaimana dengan tempat tinggal anda? Bila anda kos misalnya, bagaimanakah teman-teman kos anda?

Kecenderungan part.2

Part 2. Kecenderungan Manusia

Nasib orang determined. Saya berani katakan, ya. Seperti air, ia akan determined berdasarkan sifat dasarnya. Lalu apakah sifat dasar manusia?

Sifat dasar manusia juga biasa disebut sebagai: karakter. Sifat dasar manusia banyak sekali jenisnya, sesuai dengan pendapat umum yang beredar dalam masyarakat. Banyak orang yang mencoba mengelompokkan dan mendefinisikannya. Misalnya, Florence Nightingale dalam bukunya "Teka-Teki Kepribadian" ia membagi sifat dasar manusia menjadi 4 jenis: koleris, phlegmatis, sanguinis dan melankolis. Keempat sifat ini kemudian terkenal menjadi 4 tokoh dalam film kartun Spongebob Squarepants. Koleris, diwakilkan oleh Mr. Krab (ambisius, senang memerintah), Melankolis oleh Squitward (teratur, pemurung), Sanguinis oleh Spongebob (selalu riang, senang berteman, slebor) dan Phlegmatis oleh Patrick (cinta damai, santai).

Ada juga sifat jujur, berdisiplin, senang bekerja keras, memiliki integritas, bermuka dua, licik, sombong (tinggi hati), rendah hati, rendah diri, percaya diri, berani, penakut, rasa kemanusiaan yang tinggi dan adil. Anda mungkin bisa menambahkannya jauh lebih banyak dari saya. Lalu, bagaimana sifat-sifat ini dapat berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang?

Kecenderungan dari Spongebob adalah senang berteman (tidak pilih-pilih). Kecenderungannya: Spongebob akan memiliki banyak teman. Kecenderungan adalah hubungan sebab akibat dengan sebab dan akibat yang telah diketahui oleh umum. Kita dapat mempelajari akibat dari suatu sifat dari pengalaman pribadi, kita dapat mempelajarinya dari pengalaman orang lain, atau juga kita dapat mempelajarinya dari buku atau majalah.

Sifat dasar manusia selanjutnya adalah perspektif. Perspektif adalah cara berpikir. Artinya bagaimana seseorang berpikir akan menentukan kecenderungannya. Perspektif berpikir dapat diklasifikasikan sebagai: perspektif sempit dan perspektif luas.

Orang dengan perspektif sempit, cara berpikirinya adalah melakukan labeling atau sloganistis. Labeling adalah memberikan label pada orang lain, event atau sesuatu. Sedangkan sloganistis adalah berpikir sesuai slogan atau jargon yang ia percayai.

Cara mendesakkan suatu ide ke dalam kepala manusia sangat sederhana, buat pernyataan sloganistis dan buat dia percaya pada slogan itu tanpa tedeng aling-aling. Kemudian, berikan label pada segala hal. Niscaya perspektif orang tersebut akan menjadi sempit. Kecenderungannya adalah ia akan resist terhadap ide baru, dan akan sulit sekali untuk berubah.

Orang dengan perspektif luas, cara berpikirnya berlawanan dengan perspektif sempit. Ia akan berpikir logis, dan melihat keterkaitan satu hal dengan hal lainnya. Ia akan lebih aware, bahkan terhadap kejadian kecil. Man of reason.

Tentu saja, perspektif sempit tidak serta merta tidak ada keuntungannya. Ada beberapa keuntungan yang bisa diambil. Pertama, kesatuan. Ini yang dinamakan kesamaan visi dan misi. Artinya, dalam satu tim diperlukan sloganistis. Sloganistis digunakan untuk menyatakan mana yang penting dan tidak penting dalam tim. Untuk menetapkan prioritas. Menetapkan fokus. Menetapkan tujuan. Anggota tim tidak diperbolehkan memiliki tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan tim.

Kedua, efisiensi dan kecepatan. Setelah suatu perspektif diambil. Tidak diperkenankan untuk dibuka ruang debat. Ruang debat hanya akan menghabiskan waktu (tidak efisien). Misalkan saja dalam tim sudah ditetapkan suatu tujuan. Setelah tujuan itu ditetapkan maka perdebatan tujuan tim sudah tidak diperbolehkan lagi atas nama kecepatan dan efisiensi.

Kecenderungan part.1

Part 1. Kecenderungan Air

Air memiliki sifat dasar untuk flow dari tempat tinggi ke tempat rendah. Sifat dasarnya adalah flow. Dengan demikian Air memiliki kecenderungan untuk selalu flow dari tempat tinggi ke tempat rendah. It's kind of its nature, or maybe it was destined to do that.

Will it destiny coud be broken? Sure it can. By changing it basic character, dengan mengubah sifat dasarnya, maka kecenderungan air dapat berubah. Dengan kondisi ekstrim, air dapat membeku. Air menjadi benda padat. Dengan demikian, sifat dasarnya berubah. Ia menjadi lembam. Inert. Dengan demikian air kecenderungannya berubah menjadi diam, tidak lagi flow. Ia menjadi keras, tidak lembut.

Dengan demikian suatu benda, tidak destined untuk terus-menerus seperti itu. Kecenderungan bisa dibelokkan, selama sifat dasarnya berubah. Dengan pengaruh dari lingkungan luar hal itu bisa terjadi.

"Sejak saya kecil, di pojok gang dekat rumah saya ada tukang becak yang mangkal. Hingga saya kuliah pun ia masih mangkal disana. Saya jadi berpikir: 'apakah ia berpikir ingin menjadi tukang becak selamanya, atau apakah ia memang terlahir untuk menjadi tukang becak?'"
- Catatan Harian Soe Hok Gie

Bagaimana dengan nature manusia? Apakah nature manusia itu determined? Dan apabila telah determined, bisakah dibelokkan? Tulisan ini adalah tulisan yang akan berbicara cara tentang cara membelokkan nasib.