Monday, November 20, 2006

Kecenderungan part.2

Part 2. Kecenderungan Manusia

Nasib orang determined. Saya berani katakan, ya. Seperti air, ia akan determined berdasarkan sifat dasarnya. Lalu apakah sifat dasar manusia?

Sifat dasar manusia juga biasa disebut sebagai: karakter. Sifat dasar manusia banyak sekali jenisnya, sesuai dengan pendapat umum yang beredar dalam masyarakat. Banyak orang yang mencoba mengelompokkan dan mendefinisikannya. Misalnya, Florence Nightingale dalam bukunya "Teka-Teki Kepribadian" ia membagi sifat dasar manusia menjadi 4 jenis: koleris, phlegmatis, sanguinis dan melankolis. Keempat sifat ini kemudian terkenal menjadi 4 tokoh dalam film kartun Spongebob Squarepants. Koleris, diwakilkan oleh Mr. Krab (ambisius, senang memerintah), Melankolis oleh Squitward (teratur, pemurung), Sanguinis oleh Spongebob (selalu riang, senang berteman, slebor) dan Phlegmatis oleh Patrick (cinta damai, santai).

Ada juga sifat jujur, berdisiplin, senang bekerja keras, memiliki integritas, bermuka dua, licik, sombong (tinggi hati), rendah hati, rendah diri, percaya diri, berani, penakut, rasa kemanusiaan yang tinggi dan adil. Anda mungkin bisa menambahkannya jauh lebih banyak dari saya. Lalu, bagaimana sifat-sifat ini dapat berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang?

Kecenderungan dari Spongebob adalah senang berteman (tidak pilih-pilih). Kecenderungannya: Spongebob akan memiliki banyak teman. Kecenderungan adalah hubungan sebab akibat dengan sebab dan akibat yang telah diketahui oleh umum. Kita dapat mempelajari akibat dari suatu sifat dari pengalaman pribadi, kita dapat mempelajarinya dari pengalaman orang lain, atau juga kita dapat mempelajarinya dari buku atau majalah.

Sifat dasar manusia selanjutnya adalah perspektif. Perspektif adalah cara berpikir. Artinya bagaimana seseorang berpikir akan menentukan kecenderungannya. Perspektif berpikir dapat diklasifikasikan sebagai: perspektif sempit dan perspektif luas.

Orang dengan perspektif sempit, cara berpikirinya adalah melakukan labeling atau sloganistis. Labeling adalah memberikan label pada orang lain, event atau sesuatu. Sedangkan sloganistis adalah berpikir sesuai slogan atau jargon yang ia percayai.

Cara mendesakkan suatu ide ke dalam kepala manusia sangat sederhana, buat pernyataan sloganistis dan buat dia percaya pada slogan itu tanpa tedeng aling-aling. Kemudian, berikan label pada segala hal. Niscaya perspektif orang tersebut akan menjadi sempit. Kecenderungannya adalah ia akan resist terhadap ide baru, dan akan sulit sekali untuk berubah.

Orang dengan perspektif luas, cara berpikirnya berlawanan dengan perspektif sempit. Ia akan berpikir logis, dan melihat keterkaitan satu hal dengan hal lainnya. Ia akan lebih aware, bahkan terhadap kejadian kecil. Man of reason.

Tentu saja, perspektif sempit tidak serta merta tidak ada keuntungannya. Ada beberapa keuntungan yang bisa diambil. Pertama, kesatuan. Ini yang dinamakan kesamaan visi dan misi. Artinya, dalam satu tim diperlukan sloganistis. Sloganistis digunakan untuk menyatakan mana yang penting dan tidak penting dalam tim. Untuk menetapkan prioritas. Menetapkan fokus. Menetapkan tujuan. Anggota tim tidak diperbolehkan memiliki tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan tim.

Kedua, efisiensi dan kecepatan. Setelah suatu perspektif diambil. Tidak diperkenankan untuk dibuka ruang debat. Ruang debat hanya akan menghabiskan waktu (tidak efisien). Misalkan saja dalam tim sudah ditetapkan suatu tujuan. Setelah tujuan itu ditetapkan maka perdebatan tujuan tim sudah tidak diperbolehkan lagi atas nama kecepatan dan efisiensi.

No comments: